Pandeglang
Trending

Mahasiswa Untirta Bentuk Bank Sampah, Tingkatkan Ekonomi Warga Desa di Pandeglang

Pandeglang, Suaraaspirasi.id Mahasiswa Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) membuka program Bank Sampah di Desa Ciseureuheun, Kecamatan Panimbang, Pandeglang, Banten.

Ada 17 mahasiswa Untirta berbagai jurusan yang terlibat dalam kegiatan Bank Sampah dan melibatkan puluhan warga.

Kegiatan itu merupakan salah satu dari program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 68 Untirta.

Imam Ridar, Ketua KKM 68 Untirta mengatakan, program Bank Sampah diadakan mengingat selama ini warga mengatasi sampah dengan cara membakar atau membuangnya ke aliran sungai.

“Padahal, sampah-sampah itu bisa dikelola ke hal bermanfaat lain,” kata Imam, awal Februari lalu.

Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah yang dipilah yang nantinya dikumpulkan lalu ditukarkan dengan uang.

- advertisement -

Warga Desa Ciseureuheun membawa anorganik seperti plastik kemasan, botol plastik, botol kaca, kardus, dan barang sejenis lainnya.

Imam mengungkapkan, program Bank Sampah di desa yang masuk wilayah Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten ini dilakukan dua kali.

Penimbangan perdana dilakukan pada Sabtu, 27 Januari 2024 lalu, di mana mahasiswa Untirta mengumpulkan 30 kilogram sampah anorganik dari warga.

Sebelum dibawa kepada pengepul, sampah terlebih dahulu dibedakan jenisnya.

Sampah yang dikumpulkan akan ditimbang lalu ditaksir harga belinya, di mana setiap jenis sampah memiliki harga beli berbeda.

Setelah dikumpulkan, pengurus Bank Sampah akan menjualnya ke pengepul.

“Oleh pengepul kemudian dibawa ke pabrik pengelolaan daur ulang sampah anorganik,” kata Imam Ridar.

Beberapa warga Desa Ciserureuheun mengatakan, keberadaan Bank Sampah ini semakin memahami pentingnya mengelola sampah agar tidak merusak lingkungan.

Intan (21), salah satu warga Desa Ciseureuheun mengatakan, biasanya sampah dibakar, terkadang dibuang di sisi sungai karena di desa tidak ada TPS (tempat pembuangan sementara) dan petugas mengangkut sampah.

“Dengan adanya sosialisasi Bank Sampah ini kami mengerti kalau sampah itu masih berguna dan bermanfaat jika dikelola dengan baik,” ujar Intan.

Selain itu, selanjutnya, warga desa menjadi lebih sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya serta mengelolanya dengan baik.

Dia berharap, adanya program Bank Sampah ini membuat warga memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan menjadi program yang berkelanjutan.

Mendisiplinkan Kelola Warga Sampah

Bank Sampah dikelola oleh empat warga yaitu Sariah sebagai Ketua Bank Sampah, Desih Anggraeni dan Desi Agustin sebagai Sekretaris serta Eneng Darol sebagai Bendahara.

Desih menambahkan, Bank Sampah ini dapat membantu perekonomian masyarakat, membantu menciptakan

lingkungan yang bersih dan nyaman serta dapat meningkatkan kedisplinan warga dalam mengelola sampah.

“Harapannya agar masyarakat terus semangat dan antusias untuk ikut serta dalam mengelola dan memilah sampah-sampah yang masih bisa di manfaatkan sebagai wujud dan cinta kita terhadap lingkungan,” kata Desih (30).

Desih menjelaskan, proses pegeloaan Bank Sampah ini dengan meminta warga membawa sampah anorganik kepada pengurus Bank Sampah .

Imas anggota PKK Desa Cisuerehuen mengatakan, dengan adanya Bank Sampah ini masyarakat lebih disiplin.

“Jadi tidak membuang sampah sembarangan terus bisa membantu ekonomi para ibu-ibu juga intinya sangat bermanfaat sekali. Mudahan-mudahnya berjalan terus dengan lancar,” katanya. ***

Rekomendasi untuk Dibaca

Krakatau Pos