Hadapi Musim Hujan, Sekretaris Komisi V DPRD Provinsi Banten Imbau BPBD Banten Siap Siaga

Banten, Suaraaspirasi.id – Sejumlah wilayah kabupaten kota di Provinsi Banten saat ini sudah mulai menghadapi musim penghujan.
Sekretaris Komisi V DPRD Provinsi Banten, Dede Rohana Putra mengimbau kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk siap siaga.
“Kita sudah koordinasi dengan kepala dinas BPBD pak Nana, kita sudah antisipasi,” ujarnya
Menurut Dede, untuk level kebencanaan yang tingkatannya kecil merupakan kewenangan kabupaten/kota.
Namun tentunya, Pemprov Banten juga akan memonitoring apabila ada insiden terjadi di wilayah Provinsi Banten.
“Ketika ada bencana yang levelnya besar, tentu provinsi harus siap siaga membantu apa yang dibutuhkan oleh kabupaten kota,” ungkapnya.
Dede berharap agar pada musim hujan kali ini berlangsung normal.
“Mudah-mudahan musim hujannya standar sesuai kebutuhan, kita meminta kepada Allah untuk cukup jangan dilebihkan,” tandasnya.
Ribuan Desa dan Kelurahan di Banten Rawan Banjir
Sebagian besar wilayah di Provinsi Banten kini telah memasuki musim hujan.
Bencana kekeringan akibat kemarau panjang mulai reda.
Namun, sepertinya akan mulai beralih ke bencana angin, banjir, hingga longsor.
Beberapa minggu lalu, ratusan rumah rusak akibat dihantam angin kencang di Desa Nanggung, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang, Banten.
Angin kencang yang melanda empat kampung di Desa Nanggung tersebut terjadi pada Sabtu, 4 November 2023, sekira pukul 17:00 WIB.
BPBD Banten Catat Ribuan Desa/Kelurahan Berpotensi Banjir dan Longsor
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten mencatat ribuan desa/kelurahan berpotensi banjir dan longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Banten, Nana Suryana, mengatakan alih fungsi lahan dan penambangan liar menyebabkan bencana alam.
“Desa dan kelurahan rawan banjir ada 1079 dan longsor ada 402,” kata Nana Suryana.
Di faktor alih fungsi lahan, ada beberapa daerah resapan air yang menjadi perumahan.
“Alih fungsi lahan dari perkebunan jadi pemukiman, sementara sistem drainasenya belum tertata baik,” katanya.
Di faktor penambangan liar, lanjut Nana, paling parah di Kabupaten Lebak.
Bahkan, pada tahun 2020 terjadi banjir bandang dan longsor di daerah tersebut.
“Karena penambangan liar yang akan berpengaruh terhadap keseimbangan hutan dan lahan,” ujarnya.
Nana meminta warga tetap waspada terutama di masa transisi cuaca, dari kemarau ke musim hujan.
Hal ini perlu diantisipasi agar meminimalisir potensi banjir dan longsor.
“Transisi dari kemarau dan hujan.”
“Ada potensi banjir, kalau longsoran di kabupaten kota yang terjadi,” jelasnya.
Nana mengaku sudah menyiagakan dan personel dan posko BPBD di Kabupaten Lebak, Pandeglang, dan Kota Tangerang.
“Dengan adanya posko ini akan mempercepat penyebaran informasi dan penyaluran bantuan ketika terjadi bencana,” pungkasnya. ***