IMBAS KERACUNAN DI MARTAPURA, SPPG MBG DI KALSEL AKAN DIEVALUASI

BANJAR,Krakataupos.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan bersama sejumlah pihak terkait, bergerak cepat menindaklanjuti insiden keracunan massal yang dialami ratusan siswa di Martapura pada Kamis (9/10).
Peristiwa tersebut diduga akibat konsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disalurkan dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Tungkaran, Kabupaten Banjar.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Diauddin mengatakan, pihaknya segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh dapur penyedia MBG di Kalsel. Evaluasi ini akan melibatkan Badan Gizi Nasional untuk memastikan keamanan dan kelayakan makanan yang disalurkan ke sekolah-sekolah.
Diauddin menegaskan, pengawasan terhadap distribusi dan kualitas makanan akan diperketat, agar kejadian serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.
Sementara itu, Bupati Banjar, Saidi Mansyur memastikan, seluruh siswa yang menjadi korban keracunan MBG mendapatkan layanan pengobatan dan perawatan gratis di rumah sakit. Ia juga menegaskan, pemerintah daerah akan terus mendampingi para korban dan keluarganya hingga kondisi benar-benar pulih.
“Pemerintah akan terus hadir memberikan pendampingan, termasuk memastikan seluruh biaya pengobatan ditanggung penuh. Kami juga akan memperkuat koordinasi dengan yayasan dan pihak SPPG untuk menegakkan kembali SOP dan juknis penyaluran MBG agar lebih ketat,” ujarnya.
Saidi menambahkan, beberapa aspek teknis terkait penyelidikan telah diserahkan kepada pihak berwenang. Namun, Pemerintah Kabupaten Banjar tetap siaga memastikan keamanan pangan bagi peserta program MBG diwilayahnya.
Dari sisi penegakan hukum, Wakapolda Kalimantan Selatan Brigjen Pol Golkar Pangarso Rahardjo Winarsadi menyebut, pihaknya telah menurunkan tim Satgas Pangan dari Polda dan Polres Banjar untuk memeriksa keamanan dapur penyedia MBG.
“Tim sudah mengambil sampel makanan dan mengirimkannya ke Laboratorium Forensik Surabaya untuk pemeriksaan mendalam. Hingga Jumat siang, sekitar 130 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan,” jelasnya.
Selain langkah evaluasi dan penyelidikan, perhatian juga tertuju pada kondisi sanitasi dapur SPPG di Desa Tungkaran yang menjadi lokasi pengolahan makanan MBG.
Komandan Kodim 1006 Banjar, Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya mengatakan, hasil pemeriksaan lapangan bersama Dinas Kesehatan dan BPOM menemukan sejumlah catatan penting terkait kebersihan dan kelayakan fasilitas dapur.
“Sirkulasi udara di ruang pengemasan masih belum memadai, sehingga perlu ditambah blower. Selain itu, sumber air yang digunakan juga akan diuji Dinas Kesehatan dan BPOM untuk memastikan sesuai standar kesehatan,” jelasnya. (red)







